Rabu, 15 April 2009

76 Tahun

Pada tanggal 24 Maret 2009 lalu, tepatnya hari jumat, tanggul Situ Gintung akhirnya hancur setelah 76 tahun. Kejadian tersebut terjadi kurang lebih pukul 05.00 pagi, sebenarnya masyarakat sekitar sudah memprediksikan bahwa tanggul akan hancur, tetapi mungkin tidak semua pihak mensosialisasikan informasi tersebut secara benar sehingga jumlah korban jiwa sangat banyak.

Daerah Cirendeu disekitar danau tersebut habis terkena air yang diakibatkan oleh hancurnya tanggul tersebut, masyarakat sekitar kehilangan harta benda nya, termasuka keluarganya yang kurang beruntung dan tidak selamat dari bencana tersebut.

Tanggul Situ Gintung, pertama kali dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda saat masih menjajah Indonesia. Hal tersebut sebenarnya sangat berguna, tetapi sayang pemerintah Indonesia tidak pernah memperbaiki atau memperbaharui tanggul tersebut. Padahal, danau itu sudah menjadi sebuah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitarnya, selain sikap pemerintah yang kurang peduli dengan keadaannya, masyarakat sekitar pun sebenarnya juga kurang memperhatikan keadaannya.

Pemanfaatan sumber daya yang kurang bertanggung jawab pelan – pelan merusak kondisi SDA tersebut.

Selain pemanfaatan yang kurang bertanggung jawab, ada penyebab lain yang mengakibatkan tanggul jebol. Yaitu seperti tingginya curah hujan yang mengakibatkan meningginya ketinggian air di Situ Gintung, kemudian karena perawatan yang dilakukan sangat minim serta sederhana sehingga akhirnya tanggul Situ Gintung pun hancur.

Keadaan tanah yang seharusnya disekitar danau tidak dijadikan tempat tinggal juga menjadi salah satu penyebab menigginya air, karena dengan adanya perumahan – perumahan di sekitarnya, kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga tidak dapat menahan air yang ada.

Ramiz Diwankara A

XISI-25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar